Nama :
Dhaniar Ratih Rahmawati Tuesday,
5th of April 2016
NIM :
14230002
Matkul : Manajemen Pengembangan Masyarakat
Mengembangkan
Pantai Baron Gunung Kidul dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat dengan
Pendekatan PAR
Daerah
Istimewa Yogyakarta memilki banyak
potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk
didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor
pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga
perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan
sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan dengan mengelola, memanfaatkan
dan melestarikan setiap potensi keindahan dan kekayaan alam yang ada, dimana
potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata.
Kehidupan
sehari-hari dari pagi hingga senja berada dipantai. Keberadaan obyek wisata
pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini,
meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat
karena biasanya masyarakat yang tinggal dipegunungan memilih untuk merantau. Pendapatan
usaha dipantai tidak seimbang dengan kebutuhan sehari-hari.
Pantai Baron terletak di
Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Mata pencaharian
yang awalnya sebagai petani, saat ini beralih menjadi nelayan. Para nelayan
berlayar menangkap ikan menyesuaikan dengan kondisi ombak dan angin karena
berpengaruh pada keselamatan, kemudian ikan hasil tangkpan dijual untuk mencari
nafkah. Selain itu, menciptakan usaha warung makan seafood agar pengunjung
dapat menikmati dengan berbagai macam cita rasa masakan serta dapat menikmati
makan bersama keluarga dipinggir pantai. Masyarakat melayani pengunjung dengan
ramah agar merasa nyaman. Pendapatan dalam usaha terkadang sedikit karena adanya
persaingan antar pedagang, hanya waktu tertentu pendapatan melonjak seperti
ketika liburan pantai dipenuhi dengan penunjung. Pengunjung dapat pula membeli
oleh-oleh khas pantai Baron berupa kaos, gantungan kunci, bros, dll.
Adat
kebiasaan yang masih ada adalah upacara sedekah laut. Upacara sedekah laut
adalah upacara yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Gunungkidul. Pantai
Baron adalah salah satu tempat untuk menyelenggarakan upacara sedekah laut
tersebut. Upacara sedekah laut diselenggarakan setiap tanggal satu Syuro dalam
penanggalan Jawa. Upacara sedekah laut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur
penduduk setempat atas melimpahnya tangkapan ikan di Pantai Baron. Awalnya,
sebagaian besar penduduk di sekitar Pantai Baron bukanlah nelayan melainkan
petani yang mengolah kebun. Suatu ketika ada seseorang yang memulai menangkap
ikan di pinggiran pantai dan mendapatkan banyak ikan, kemudian banyak penduduk
yang mengikuti orang tersebut untuk menangkap ikan. Semakin lama, ikan di
pinggir pantai semakin sedikit kemudian penduduk mencoba menangkap ikan
ketengah laut menggunakan rakit kayu. Adanya kapal di pantai ini karena suatu
ketika terjadi tragedi nelayan yang saat menangkap ikan di tengah laut digigit
oleh ikan hiu maka kabar ini pun tersiar di mana-mana dan menjadikan pemerintah
menyumbangkan perahu untuk nelayan Pantai Baron.
Kebijakan
pemerintah daerah di Kabupaten Gunung Kidul untuk memberdayakan penduduk desa
di Pantai Baron dan menganalisis peran desa dalam mengembangkan potensi sosial
budaya untuk pariwisata dalam kaitannya dengan menghadapi otonomi daerah. Untuk
menyamakan pendapatan, penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat, pemerintah
daerah melibatkan masyarakat setempat dalam mengelola dan mengembangkan tujuan
wisata. Pemerintah daerah melalui Tourist Bureau bekerjasama dengan desa, yaitu
Desa Kemadang, dilakukan beberapa upaya untuk memberdayakan masyarakat, seperti
dengan melibatkan masyarakat dalam mengembangkan Pantai Baron, berdirinya
Tourist-Conscious Group (Pokdarwis), bantuan modal dan bimbingan . Selain
Pokdarwis, beberapa kelompok lain tumbuh dari inisiatif masyarakat. Desa dan
masyarakat yang digunakan untuk mencoba untuk mengambil bagian dalam beberapa
daerah dalam mengelola pariwisata dengan menjelajahi potensi sosial budaya
mereka harus meningkatkan kualitas pelayanan kepada para wisatawan. Pemerintah daerah
juga memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat.
Melibatkan
masyarakat dalam pengelolaan pantai Baron salah satunya yaitu menjaga
retribusi, untuk masuk pantai Baron setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,-. Tiket ini
sekaligus juga dapat digunakan untuk tiga pantai yang berada di deretan Pantai
Baron, yaitu Pantai Sundak, Pantai Krakal, dan Pantai Kukup. Secara ekonomi,
pendapatan dari sektor pariwisata relatif kecil, sehingga kegiatan ini tidak
menjadi andalan sebagai pekerjaan utama masyarakat setempat. Itu karena tujuan
wisata Pantai Baron masih dalam tingkat perkembangan dan ada banyak wisatawan
di hari-hari tertentu. Kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan masih
rendah. Sehubungan dengan pengembangan Pantai Baron, peran desa di masa depan
telah ditingkatkan, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
melestarikan lingkungan.
Pembangunan melalui
partisipasi masyarakat merupakan
salah satu upaya untuk memberdayakan potensi masyarakat
dalam merencanakan pembangunan yang berkaitan
dengan potensi sumber
daya lokal. Diharapkan dapat merubah dan meningkatkan citra daerah
menjadi tujuan wisata yang “Handayani” yaitu daerah tujuan wisata yang berdaya
guna, berhasil guna dan handal. Pantai baron merupakan salah satu pantai yang
menjadi ikon dari pantai-pantai lain yang ada di sepanjang pesisir Gunung
Kidul. Hal ini dikarenakan pantai baron merupakan salah satu pantai yang
dikembangkan pertama kalinya oleh pemerintah kabupaten Gunung Kidul sebagai
tujuan wisata, Pada saat ini kawasan wisata pantai baron akan dikembangkan
sebagai salah satu obyek wisata alam pantai dan wisata kuliner hasil laut,
dengan memanfaatkan kekhasan alam pantai yang dimiliki oleh pantai baron dan di
tunjang dengan keberadaan beberapa fasilitas seperti area parkir, ruang terbuka,
warung-warung makan, hotel, kios-kios souvenir, tempat ibadah, dan KM/WC.
_Esay Partisipatory Action Research
(PAR)_